Indonesiaku
Danau Singkarak Sumatera Barat
Danau Singkarak
adalah adalah Danau Terluas di Sumatera Barat, dan terluas kedua di Pulau
Sumatera, setelah Danau Toba. Danau ini mempunyai luas lebih kurang 107.8 km.
Untuk mencari ketenangan di sinilah tempatnya, kita bisa bersantai sejenak di
pinggiran danau dengan pemandangan yang menakjubkan ini. Latar Belakang bukit
barisan di sepanjang pinggiran danau semakin menambah keindahan danau. Udara
yang terasa segar dan angin yang terasa sejuk menyapa begitu kita berhenti di
pinggiran Danau singkarak ini.
Lokasi Danau Singkarak
ini juga terbilang cukup strategis jika anda ingin berkeliling ke beberapa
objek wisata di Sumatera Barat. Danau ini terletak di pertengahan antara Kota
Solok dan Kota Padang Panjang.
Dengan posisi yang
demikian jika anda ingin menuju ke Danau Singkarak, dari Kota Padang, anda
mempunyai dua pilihan rute yakni melalui Kota Solok atau Kota Padang Panjang.
Pantai Air Manis

Pantai Air Manis, merupakan salah satu pantai yang terdapat
di Kota Padang yang menarik untuk dikunjungi. Pantai ini memiliki pesona
pantai yang indah dengan gulungnan ombak yang semilir. Ketika pantai dihembus
angin sepoi-sepoi, terdengar suara ombak yang lembut menyusuri pantai, sehingga
membuat nuansa menjadi sejuk dan tenteram. Jika air laut sedang surut, para
wisatawan bisa berjalan kaki menyusuri bibir pantai yang cukup luas sambil
melihat pemandangan laut yang terbentang luas di depan mata.
Pantai Air Manis memiliki pasir yang berwarna coklat
keputih-putihan yang terhampar luas dan landai di sepanjang bibir pantai.
Oleh karenanya, pantai ini sangat cocok untuk tempat piknik, bermain
ombak, surfing dan camping.
Di Pantai Air Manis, juga terdapat prasasti “si anak
durhaka Malin
Kundang”. Prasasti tersebut berupa batu dari puing-puing bekas
kapal dan jasad si Malin Kundang. Ketika ombak menghempas batu tersebut,
terdengar suara gemercik air yang membahana seperti suara ratapan dan tangisan.
Para wisatawan juga bisa menyaksikan dari dekat Batu Malin Kundang yang
melegenda tersebut.
Jam Gadang
Jam Gadang adalah landmark kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra
Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan
keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun. Jam Gadang dibangun pada
tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam
ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam
ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota).
Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki cerita dan
keunikan dalam perjalanan sejarahnya. Hal tersebut dapat ditelusuri dari
ornamen pada Jam Gadang. Pada masa penjajahan Belanda, ornamen jam ini
berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan. Namun saat Belanda
kalah dan terjadi pergantian kolonialis di Indonesia kepada Jepang, bagian atas
tersebut diganti dengan bentuk klenteng. Lebih jauh lagi ketika masa
kemerdekaan, bagian atas klenteng diturunkan diganti gaya atap bagonjong rumah
adat Minangkabau.
Dari menara Jam Gadang, para wisatawan bisa melihat panorama kota
Bukittinggi yang terdiri dari bukit, lembah dan bangunan berjejer di tengah kota
yang sayang untuk dilewatkan.
Untuk mencapai lokasi ini, para wisatawan dapat menggunakan jalur darat, dari kota Padang ke Bukittinggi, perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 2 jam perjalanan menggunakan angkutan umum. Setelah sampai di kota Bukittinggi, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota ke lokasi Jam Gadang.
Untuk mencapai lokasi ini, para wisatawan dapat menggunakan jalur darat, dari kota Padang ke Bukittinggi, perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 2 jam perjalanan menggunakan angkutan umum. Setelah sampai di kota Bukittinggi, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota ke lokasi Jam Gadang.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar