SINTESIS
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Menurut
Philip Kotler dan Gary Amstrong (2008:6) pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam
konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan
pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu, kita
mendefinisikan pemasaran (marketing) sebagai proses di mana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan
pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
2.1.2 Kepuasan Konsumen
Menurut Mowen dan Minor dalam DR.
Sudaryono (2002:48) kepuasan konsumen di definisikan sebagai keseluruhan sikap
yang ditunjukkan konsumen atas barang dan jasa setelah mereka memperoleh dan
menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif pasca pemilihan yang
disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan atau
mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
Menurut
Kotler dan Keller dalam DR. Sudaryono (2003:49) mengatakan bahwa kepuasan
konsumen adalah perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau ketidakpuasan
yang timbul dari membandingkan sebuah produk dengan harapan konsumen atas
produk tersebut. Apabila penampilan produk yang diharapkan oleh konsumen tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada, maka dapat dipastikan konsumen akan merasa
tidak puas dan apabila produk sesuai atau lebih baik dari yang diharapkan
konsumen, maka kepuasan atau kesenangan akan dirasakan konsumen.
Menurut
Sumarwan dalam DR. Sudaryono (2004:49) kepuasan konsumen merupakan konsep yang
terkait erat dengan jenis perilaku pada tahap pasca pembelian/konsumsi. Rasa
puas atau tidak puas terhadap konsumsi suatu produk adalah hasil evaluasi
alternatif pasca konsumsi atau evaluasi alternatif tahap kedua.
Teori
kepuasan adalah model yang menjelaskan proses terbentuknya kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen, yaitu merupakan dampak perbandingan antara harapan
konsumen sebelum pembelian atau konsumsi dengan kinerja sesungguhnya yang
diperoleh oleh konsumen. Hasil perbandingan tersebut dapat dikelompokan menjadi
disconfirmation dan confirmation. Secara rinci hasil dampak perbandingan
meliputi :
a. Positive
disconfirmation, terjadi jika kinerja sesungguhnya (actual performance) lebih
besar daripada harapan (performance expectation) konsumen
b. Simple
confirmation terjadi bila kinerja sesungguhnya sama dengan harapan konsumen
c. Negative
disconfirmation, terjadi apabila kinerja sesungguhya lebih kecil dari harapan
konsumen
Menurut
Handi Irawan dalam DR. Sudaryono (2007:50) ada sepuluh prinsip kepuasan
konsumen yang harus diperhatikan untuk merebut hati pelanggan agar memenangkan
persaingan, yaitu :
1. Memulai
dengan percaya akan pentingnya kepuasan pelanggan, menanam kepuasan menuai
laba.
2. Memilih
pelanggan dengan benar untuk membangun kepuasan pelanggan, pilihlah pelanggan
Anda baru dipuaskan,
3. Memahami
harapan pelanggan, mengontrol harapan, dan menggali harapan pelanggan adalah
kunci
4. Mencari
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan Anda : faktor-faktor
pendorong, kepuasan dimulai dari pabrik, dimensi kualitas produk, dimensi
kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsitivenes, assurance, dan
emphaty).
5. Faktor
emosional (estetika, self expressive value dan brand personality) adalah faktor
penting yang mempengaruhi kepuasan konsumen.
6. Konsumen
yang komplain (kepuasan melalui komplain, menangani keluhan dengan sistem,
efektivitas penanganan komplain) adalah pelanggan yang loval.
7. Garansi
kepada pelanggan adalah lompatan yang besar dalam kepuasan konsumen.
8. Mendengarkan
suara konsumen anda
9. Peran
karyawan sangat penting dalam upaya memuaskan konsumen.
1. Kepemimpinan
adalah teladan dalam kepuasan konsumen.
Manfaat
kepuasan pelanggan menurut Tjiptono dalam Setiyawati (2009:23) :
1. Menciptakan
hubungan yang harmonis antara perusahaan dari para pelanggan.
2. Dapat
memberikan dasar yang baik untuk pembelian kembali.
3. Mendorong
terciptanya loyalitas pelanggan.
4. Membentuk
rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi
perusahaan.
5. Reputasi
perusahaan di mata pelanggan menjadi baik.
6. Dapat
meningkatkan laba perusahaan.
2.1.3 Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Gronroos kualitas pelayanan adalah suatu aktivitas
atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai
akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan
permasalahan konsumen (Ratminto, 2005:2).
Artinya kualitas pelayanan ditentukan oleh kemampuan
perusahaan atau lembaga tertentu untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan
apa yang diharapkan atau di inginkan berdasarkan kebutuhan pelanggan atau
pengunjung.
Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kualitas pelayanan ini sangat penting artinya bagi kehidupan suatu perusahaan,
karena tanpa pelanggan, maka tidak akan terjadi transaksi jual beli diantara
keduanya. Untuk itu kegiatan kualitas pelayanan perusahaan harus berorientasi
pada kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan dalam praktek tidak cukup hanya dengan
terpenuhinya kepuasan pribadi untuk melayani konsumen yang bersangkutan tetapi
juga harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pelanggan adalah orang paling penting.
- Pelanggan adalah objek yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
- Pelanggan bukan lawan bicara yang perlu diajak berdebat, bila terpaksa, maka pihak yang menang harus pihak pelanggan.
- Pelanggan adalah raja, sekali ia kalah dalam berargumentasi maka ia akan pindah ke produk lain.
- Pelanggan adalah manusia biasa yang memiliki perasaan senang, benci, bosan, dan ada kalanya mempunyai prasangka yang tidak beralasan.
- Pelanggan dalam usaha mendapatkan pelayanan selalu ingin didahulukan, diperhatikan, dan ingin di istimewakan serta tidak ingin diremehkan begitu saja.
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan diberikan kepada
konsumen harus berfungsi untuk memberikan kepuasan yang maksimal, oleh karena
itu dalam memberikan pelayanan harus dilakukan sesuai dengan fungsi pelayanan.
Kualitas pelayanan yang diberikan
setiap perusahaan tentu mempunyai tujuan, umumnya tujuan dengan diadakannya
kualitas pelayanan adalah agar konsumen merasakan adanya kepuasan dan dampaknya
bagi perusahaan memperoleh laba maksimum.
2.1.5
Elemen Kualitas Pelayanan
Menurut Buchari Alma (2004:293) adapun elemen-elemen dari
kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Kehandalan (reliability) yaitu suatu
kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan percaya.
b. Keberwujudan (tangible) yaitu suatu
bentuk penampilan fisik peralatan personal, media komunikasi dan hal-hal
lainnya yang bersifat fisik.
c. Daya tanggap (responsiveness) yaitu
suatu respon karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tanggap.
d. Jaminan (assurance) yaitu kemampuan
karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, ramah, sopan dalam
memberikan pelayanan.
e. Empati (emphaty) yaitu kemampuan perusahaan
dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para
konsumen.
2.1.6
Harga
Harga adalah satu-satunya elemen
dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya
melambangkan biaya. Harga juga merupakan satu dari elemen bauran pemasaran yang
paling fleksibel. Tidak seperti fitur produk dan komitmen penyalur, harga dapat
berubah dengan cepat. Pada saat yang bersamaan, penetapan harga adalah
permasalahan nomor satu yang dihadapi banyak eksekutif pemasaran, dan banyak
perusahaan tidak menangani penetapan harga dengan baik.
Salah satu masalah yang sering
timbul adalah perusahaan terlalu cepat menurunkan harga untuk mendapatkan
penjualan daripada meyakinkan pembeli bahwa produknya yang bernilai tinggi
layak dihargai tinggi. Harga mempunyai pengaruh yang langsung bagi laba
perusahaan dan memegang peranan kunci
dalam menciptakan nilai pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Menurut Philip Kotler (2009:67) harga adalah salah
satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain
menghasilkan biaya. Harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk
disesuaikan fitur produk, saluran dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih
banyak waktu.
Menurut
Swastha (2010:147) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya.
2.1.7
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga
Ada dua faktor yang mempengaruhi
harga yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal yang
mempengaruhi harga mencakup keseluruhan strategi pemasaran, tujuan perusahaan,
dan bauran pemasaran beserta pertimbangan organisasi lainnya. Faktor-faktor
eksternal termasuk kondisi alamiah pasar dan permintaan, strategi dan harga
pesaing, serta faktor lingkungan.
a. Faktor internal
1. Keseluruhan strategi
Sebelum menetapkan harga, perusahaan harus memutuskan
berdasarkan keseluruhan strategi pemasarannya bagi produk atau jasa. Bila
perusahaan telah memilih sasaran serta positioningnya
secara cermat, kemudian strategi bauran pemasaran, termasuk harga, akan mengikuti.
2. Tujuan perusahaan
Tujuan penetapan harga secara umum dapat mencakup bertahan
hidup, maksimalisai keuntungan saat ini, kepemimpinan pangsa pasar, atau
mempertahankan pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan dapat menetapkan
harga untuk menarik pelanggan baru atau secara menguntungkan mempertahankan
pelanggan yang sudah ada.
3. Bauran pemasaran
Harga hanyalah salah satu bagian dari bauran pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaranya.
Oleh karena itu harga perlu di koordinasikan dengan desain
produk, distribusi, dan keputusan promosi untuk membentuk suatu program
pemasaran terpadu yang konsiten dan efektif.
4. Organisasi
Manajemen harus memutuskan siapa di dalam organisasi yang
harus menetapkan harga. Perusahaan mengatur harga dalam berbagai cara. Pada
perusahaan kecil, harga seringkali ditetapkan pada manajemen puncak, bukan oleh
departemen penjualan atau pemasaran.
Pada perusahaan besar, harga seringkali diatur oleh manajer
divisi atau lini produk. Namun demikian, manajemen puncak menetapkan tujuan dan
peraturan penetapan harga, dan seringkali menyetujui harga yang diajukan oleh
manajemen di bawahnya atau tenaga penjualan.
b. Faktor eksternal
1. Pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami pasar dan permintaan yang
dihadapi apakah termasuk pasar persaingan
sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli dan monopoli. Faktor yang
tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.
2. Strategi dan harga pesaing
Dalam menetapkan harga, perusahaan juga perlu
mempertimbangkan biaya, harga dan tawaran bagi pasar oleh pesaing. Selain itu,
strategi penetapan harga oleh perusahaan dapat mempengaruhi kondisi persaingan
yang dihadapinya.
3. Faktor lingkungan
Perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi
ekonomi (inflasi dan tingkat bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah dan
aspek sosial.
Sumber :
1. Alma,
Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta
2. Kotler,
Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran 1. Edisi kedua belas.
Jakarta : Erlangga
3. Kotler,
Philip dan Gary Amstrong. 2009. Marketing an Introduction Ninth Edition. New
Jersey : Pretince Hall
4. Ratminto
dan Atik Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
5. Sudaryono. 2014. Perilaku Konsumen dalam Perspektif
Pemasaran. Jakarta : Lentera Ilmu Cendekia
6. Supranto.
2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Cetakan ketiga. Jakarta : Rineka
Cipta
7. Swastha,
Basu DH. 2010. Mananjemen Penjualan. Yogyakarta : Penerbit BPFE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar