Jumat, 30 September 2016

Analisis usaha toko tas berdasarkan teori Utilitarian



Pendahuluan

1.1  Latar Belakang Masalah

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Penggunaan salah satu bentuk bisnis yaitu membuka usaha toko tas, tas merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Meningkatnya minat konsumen akan produk tas, menjadi salah satu keuntungan bagi bisnis ini. Tas merupakan salah satu kebutuhan wajib dalam berbusana, baik pria mapun wanita. Untuk itu kini semakin banyak digemari oleh setiap orang dengan bisnis usaha membuka toko tas, tidak hanya di mall melainkan usaha membuka toko tas ini semakin banyak di beberapa tempat seperti yang sering yang kita lihat di pinggir jalan.

2. Teori 

Utilitarianisme berasal dari kata latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, berfaedah atau berguna. Menurut suatu perumusan terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarisme kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar. Utilitarianisme disebut juga suatu teori teleoligis (dari kata yunani telos = tujuan), sebab menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh dengan dicapainya tujuan perbuatan. Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normative yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan pengguanan (utility), biasanya di definisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.

 Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya John Stuart Mill, yaitu suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntukan atau tidak. Dari prinsip ini lah tersusun teori tujuan perbuatan.

2.1 Nilai Positif Utilitarianisme

1.      Rasionalitas
Prinsip moral yang diajukan etika urilitarianisme tidak di dasarkan pada aturan-aturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya.
2.      Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
3.      Universalitas
Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut member manfaat bagi banyak orang.

2.2  Analisa Keuntungan dan Kerugian

Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan utility, yaitu memuaskan referensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin. Dalam pandangan kaum utilitarian, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatanya ketakutan pihak lain dengan mengalami atturan yang mengizinkan diskriminasi. Keuntungan dan kerugian, cost dan benefit yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. 

2.3  Kelemahan Etika Utilitarianisme

a.       Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
b.      Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
c.       Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
d.      Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
e.       Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas diantara ketiganya.
f.       Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

3. Analisis 

Kehadiran suatu bisnis dimanapun ada dampak positif dan negatif, misalnya toko tas yang berada di lingkungan saya ini. Dampak positifnya toko tas ini memberikan maafaat untuk orang-orang yang tinggal di sekitar lingkungan tersebut, misalnya seperti orang tua tidak perlu jauh untuk membeli keperluan tas sekolah  anaknya, bukan hanya itu seperti para pekerja atau orang yang berlalu lalang sering membeli tas di toko tersebut dikarenakan letaknya yang berada di pinggir jalan dan di lalui banyak kendaraan. Adapun dampak negatifnya dari toko tersebut, membuat kemacetan jalan karena tidak tersedianya lahan parkir yang cukup luas. Jadi jika dihubungkan dengan teori utilitarian seperti yang sudah dijelaskan di dalam teorinya jika suatu perbuatan adalah baik jika mendatangkan banyak manfaat. Seperti usaha membuka toko tas ini walaupun di dalamnya terdapat satu dampak negatif.

Referensi :

3.   http://annisafitria26.blogspot.co.id/2014/12/teori-etika-utilitarianisme-dalam-bisnis.html?m=1

Analisis Usaha Toko Tas Bedasarkan Teori Utilitarian



Pendahuluan

1.1  Latar Belakang Masalah

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Penggunaan salah satu bentuk bisnis yaitu membuka usaha toko tas, tas merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Meningkatnya minat konsumen akan produk tas, menjadi salah satu keuntungan bagi bisnis ini. Tas merupakan salah satu kebutuhan wajib dalam berbusana, baik pria mapun wanita. Untuk itu kini semakin banyak digemari oleh setiap orang dengan bisnis usaha membuka toko tas, tidak hanya di mall melainkan usaha membuka toko tas ini semakin banyak di beberapa tempat seperti yang sering yang kita lihat di pinggir jalan.

2. Teori 

Utilitarianisme berasal dari kata latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, berfaedah atau berguna. Menurut suatu perumusan terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarisme kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar. Utilitarianisme disebut juga suatu teori teleoligis (dari kata yunani telos = tujuan), sebab menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh dengan dicapainya tujuan perbuatan. Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normative yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan pengguanan (utility), biasanya di definisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
 Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya John Stuart Mill, yaitu suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntukan atau tidak. Dari prinsip ini lah tersusun teori tujuan perbuatan.

2.1 Nilai Positif Utilitarianisme

1.      Rasionalitas
Prinsip moral yang diajukan etika urilitarianisme tidak di dasarkan pada aturan-aturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya.
2.      Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
3.      Universalitas
Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut member manfaat bagi banyak orang.

2.2  Analisa Keuntungan dan Kerugian

Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan utility, yaitu memuaskan referensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin. Dalam pandangan kaum utilitarian, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatanya ketakutan pihak lain dengan mengalami atturan yang mengizinkan diskriminasi. Keuntungan dan kerugian, cost dan benefit yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. 

2.3  Kelemahan Etika Utilitarianisme 

1. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
b    2. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya   memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
c    3. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
d    4. Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
e   5. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas diantara ketiganya.
f.  6. Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

3. Analisis 

Kehadiran suatu bisnis dimanapun ada dampak positif dan negatif, misalnya toko tas yang berada di lingkungan saya ini. Dampak positifnya toko tas ini memberikan maafaat untuk orang-orang yang tinggal di sekitar lingkungan tersebut, misalnya seperti orang tua tidak perlu jauh untuk membeli keperluan tas sekolah  anaknya, bukan hanya itu seperti para pekerja atau orang yang berlalu lalang sering membeli tas di toko tersebut dikarenakan letaknya yang berada di pinggir jalan dan di lalui banyak kendaraan. Adapun dampak negatifnya dari toko tersebut, membuat kemacetan jalan karena tidak tersedianya lahan parkir yang cukup luas. Jadi jika dihubungkan dengan teori utilitarian seperti yang sudah dijelaskan di dalam teorinya jika suatu perbuatan adalah baik jika mendatangkan banyak manfaat. Seperti usaha membuka toko tas ini walaupun di dalamnya terdapat satu dampak negatif.

Referensi :

3.   http://annisafitria26.blogspot.co.id/2014/12/teori-etika-utilitarianisme-dalam-bisnis.html?m=1